Untuk
Tuhan, Bangsa dan Almamater…
Familiar dengan jargon
tersebut? Yup, Institut Teknologi
Bandung (ITB) adalah pemiliknya. Kampus yang mencetak ribuan teknokrat setiap
tahunnya itu, nampak sangat nasionalis dengan jargonnya. Eh, benarkah nasionalismenya sekedar jargon? Jawabannya tentu
tidak. Ternyata, nasionalisme dari kampus ini sangat lekat terlihat tidak hanya
dari jargonnya, melainkan juga sisi-sisi kampus yang menyimpan banyak histori
di dalamnya. Salah satunya adalah kolam Indonesia Tenggelam (Intel).
Indonesia tenggelam merupakan
sebutan bagi satu kolam yang menjadi pusat segala kesimetrisan bangunan kembar
di ITB. Di dasar kolam terdapat tegel-tegel berwarna hijau yang membentuk peta Indonesia.
Di antara barisan tegel hijau dari sabang hingga merauke ini, terdapat
tegel-tegel berwarna merah yang mengisyaratkan Ibukota Provinsi. Selain itu, kolam
ini dilengkapi dengan dua buah air mancur. Benarkah dua?
“Air mancurnya ada satu bukan
sih? Iya satu kayanya,” duga Ima,
Maria dan Vina yang tengah melakukan penelitian di Laboratorium Kualitas Air ITB.
Ya, Kolam Intel memiliki dua
buah air mancur namun tidak banyak orang yang tahu tentang fakta ini. Air mancur
pertama (utama) berada di tengah peta Indonesia (Pulau Sulawesi) sedangkan air
mancur kedua yang memang ukurannya lebih kecil berada di Pulau Jawa bagian
Barat, tepatnya di Kota Bandung untuk menandakan dimana ITB berada.
Memiliki filosofi menjadikan Indonesia
sebagai pusat fokus, tegel di sekitar Kolam Intel berisi informasi nama-nama jurusan
yang ada di ITB. Letak dari nama jurusan ini pun memiliki makna. Yakni,
menunjukkan lokasi jurusan yang sebenarnya. Umumnya anak ITB menggunakan
istilah mata angin untuk menunjukkan kelompok jurusan di arah tersebut.
“Ada barat, timur, utara, timur jauh.
Kalo barat itu ada sipil, fisika,
mesin,” ungkap Himawan, mahasiswa pascasarjana ITB.
Ada yang menarik dari Kolam Intel. Sebelum dan setelah tahun 2000an awal, kolam yang tidak tahu pasti dibangun sejak tahun berapa ini seolah mempunyai tradisi. Bagi mahasiswa yang wisuda, ulang tahun, dan perayaan lainnya akan diceburkan ke Kolam Intel. Namun belakangan, tradisi bar-bar yang sangat mengasyikkan bagi muda-mudi Ganesha ini terpaksa dihapuskan karena dianggap mengganggu ketertiban.
Kini beredar mitos yang menyebutkan bahwa ITB memberikan sanksi
berupa penghapusan 3 SKS. Dari 144 SKS yang harus diambil, 3 di antaranya
dihapus jika melanggar aturan terkait Kolam Intel ini. Artinya, mahasiswa harus
menambah 3 SKS lagi untuk dapat lulus dari ITB. Mitos yang cukup mengerikan
bukan?
Selain intel, pusat simestris yang
dapat diakses dari gerbang utama ini memiliki keunikan lain yaitu dua kolam
memanjang di sisi utara dan selatannya. Kedua kolam yang juga memiliki fungsi untuk
aerasi ini bercorak tegel-tegel hijau yang sepintas terlihat tidak beraturan di
dasar kolamnya. Namun lagi-lagi tidak ada bangunan yang tanpa makna di kampus
almamater Purwacakara sang komposer tersohor nusantara. Tegel hijau ini adalah partitur
lagu Indonesia Raya dari Orgel.
Jadi, kapan mau ke ITB?
Dan..seberapa Nasionalismenya
kamu?